Saturday, August 23, 2025

Pasar Barang Antik Tambah Ramai Dikunjungi

More articles

PAPERA – Di tengah hiruk pikuk Jakarta Pusat, Pasar Antik di Jalan Surabaya, Menteng, menghadirkan suasana berbeda. Tempat ini seperti kantong waktu yang tertinggal.

Langkah terasa melambat ketika melihat deretan barang antik di setiap gerai mungil. Barang-barang masa lampau tersusun rapi, seperti menjual kenangan dalam wujud nyata.

Menjelang sore, pengunjung terus berdatangan. Baik warga Jakarta, wisatawan lokal, hingga turis mancanegara. Mereka berjalan perlahan di antara lorong pasar yang dipenuhi benda-benda unik.

Barang yang dijual beragam. Ada piringan hitam, mesin ketik tua, wayang kulit, telepon putar, lampu petromaks, guci, hingga patung klasik. Bahkan, tersedia senter aluminium dan tape radio jadul yang kini menjadi buruan kolektor.

Di lokasi menunjukkan aktivitas cukup ramai. Calon pembeli terus datang, kebanyakan dengan mobil pribadi. Mereka terlihat teliti memeriksa barang di setiap kios.

Pasar ini tidak hanya dikunjungi warga lokal. Banyak wisatawan mancanegara yang sengaja datang untuk berburu koleksi antik. Para pedagang tampak santai, sesekali bercengkerama sambil menunggu pembeli.

Pedagang, Tamin Heru, membantah anggapan pasar ini sepi.

“Kalau sepi tidak, selalu ada pembeli kok barang batang antik,” katanya saat ditemui di lokasi.

Menurut Tamin, memang pembeli tidak seramai dulu, tetapi transaksi masih stabil.

“Kalau yang sudah percaya transaksi jual beli itu udah online, tapi kalau yang orang baru-baru kesini ya pasti lihat secara langsung,” jelasnya.

Ia menambahkan, banyak pelanggan lama yang kini memilih transaksi secara daring. Namun, pembeli baru tetap datang untuk memeriksa barang sebelum membeli.

Tamin menceritakan sejarah berdirinya Pasar Antik Jalan Surabaya. “Awalnya kurang lebih berdiri tahun 1963, dengan awalnya dagang pikulan gitu,” ujarnya.

Pada 1970-an, para pedagang mulai menggunakan tenda. “Dulu ya bahkan sempat dititipkan rumah sekitar sini pas berjualan,” kenangnya.

Tamin sekali lagi menegaskan pasar ini tidak sepi. “Disini bukan sepi ya, masih banyak pembeli yang turun dan melihat-lihat,” imbuhnya.

Kini, di tengah derasnya arus modernitas, Pasar Antik Jalan Surabaya tetap bertahan. Bukan hanya tempat jual beli, tetapi juga ruang nostalgia yang memikat banyak orang.[]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru