PAPERA – Pasar Duta Mas, Jakarta Barat, berubah menjadi lautan merah putih pada Senin 19 Agustus 2025. Bendera kecil berkibar di lapak-lapak dagangan. Pedagang sibuk melayani pembeli sambil sesekali tersenyum karena suasana begitu meriah. Hari itu bukan hari biasa, melainkan perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan RI.
Di tengah keramaian itu, hadir sosok yang sudah dikenal dekat dengan para pedagang, Ketua Umum DPP Papera, Don Muzakir. Kehadirannya langsung menarik perhatian. Para pedagang menyambut hangat. Mereka menyalami Ketum Don Muzakir satu per satu, ada yang berswafoto, ada pula yang sekadar mengucapkan selamat datang dengan senyum tulus.
Bagi para pedagang, kehadiran Don Muzakir bukan sekadar tamu kehormatan. Ia dianggap sebagai sahabat yang selalu memperjuangkan nasib pedagang kecil. Don Muzakir datang dengan baju putih, ramah menyapa, dan sesekali bercanda, membuat suasana cair.
“Saya bangga bisa hadir merayakan kemerdekaan di tengah bapak dan ibu pedagang. Pedagang adalah tulang punggung ekonomi rakyat. Tanpa kalian, pasar tidak akan hidup,” kata Don Muzakir disambut tepuk tangan meriah.
Kata Don Muzakir kebersamaan dan persatuan para pedagang itu penting. Menurutnya, pedagang pasar harus solid agar tidak tertinggal di tengah perubahan zaman.
“Kita harus tetap kompak. Kita juga harus mendukung program-program pemerintah, terutama program Presiden Prabowo yang berpihak kepada ekonomi rakyat,” ujarnya.
Di sisi lain, para pedagang merasa mendapat energi baru. Mereka melihat Don Muzakir sebagai pemimpin yang mengerti persoalan mereka.
“Kami sangat mendukung. Kehadiran Pak Don memberi semangat baru. Pedagang di Jakarta Barat siap mendukung program Presiden Prabowo,” kata Suparno, Ketua DPC Papera Jakarta Barat.
Acara HUT RI di Pasar Duta Mas kali ini berlangsung meriah. Beragam lomba dilakukan di sana. Gelak tawa pecah di setiap sudut pasar. Anak-anak berlarian sambil membawa bendera kecil, pedagang menonton sambil melayani pembeli, dan para pengunjung ikut menikmati suasana.
Don Muzakir tidak hanya datang untuk memberi sambutan. Ia ikut bercengkerama, mendengarkan cerita para pedagang tentang usaha mereka, bahkan ikut memberikan hadiah. Suasana jadi makin hangat.
“Seru sekali! Ini bukan hanya merayakan kemerdekaan, tapi juga merayakan kebersamaan,” kata seorang pedagang sambil tersenyum.
Menjelang penutupan para pedagang foto bersama Don Muzakir. Wajah-wajah sumringah terlihat jelas. Mereka merasa bukan hanya merayakan ulang tahun kemerdekaan, tetapi juga menguatkan solidaritas antara pedagang dan organisasi Pedagang Pejuan Indonesia (Papera) yang menaungi mereka.[]