Pedagang pasar selalu dan akan terus terdampak dari kebijakan ekonomi, baik itu kebijakan ekonomi level internasional, nasional maupun daerah. Pada posisi itu, pedagang pasar identik dengan subjek yang berada di hilir. Ibarat banjir bandang, pedagang pasar adalah titik yang terkena dampak parah akibat banjir yang dikirimkan dari hulu dengan volume air yang begitu deras. Meski pun di hilir tidak mengalami hujan, tetapi banjir dapat terjadi akibat kiriman air datang secara cepat tanpa pemberitahuan lebih awal kepada warga yang tingggal di hilir.
Perumpamaan di atas merupakan logika sederhana untuk memahami kondisi apa yang sudah pasti dialami oleh pedagang pasar di Indonesia. Artinya pedagang pasar adalah muara segala titik temu dari salah-kaprahnya penerapan kebijakan ekonomi yang tidak berpihak kepada masyarakat kecil.
Saat kondisi jalan rusak yang kemudian mempengaruhi biaya logistik, hingga harga barag, jasa dan seterunya. Gangguan rantai pasok, disrupsi distribusi dan berbagai permasalahan pasokan lainnya selalu dan pasti ditanggung oleh para pedagang pasar, terutama dalam hal dampak buruk yang mempengarui pendapatan dan daya beli pedagang pasar.
Oleh karena itu tidak heran ketika pedagang pasar menjerit ketika inflasi tidak bisa dikontrol melalui kebijakan pemerintahan. Untuk studi kasus di Indonesia, pedagang pasar (pasar tradisional) sangat bergantung bagaimana sikap dan keputusan politik pemerintah. Ketika pemerintah keliru atau teledor dalam mengatur kebijakan, maka yang kena batunya adalah para pedagang pasar.
Atas kondisi sedemikian, kehadiran organisasi yang bernama Pedagang Pejuang Indonesia Raya (Papera) ini dapat mencitpakan wadah bagi para pedagang pasar untuk ikut terlibat dalam membantu pemerintah yang tidak hanya untuk kebaikan pemerintah sendiri, tetapi juga untuk kemaslahan pedagang pasar yang jumlah tidak sedikit di Indonesia.
Jika ada anggapan bahwa apa yang digeluti oleh pedagang di pasar tradisional bahkan pelaku UMKM, home indutri, pedagang kaki lima, rumah makan dan lain sebagainya adalah bentuk nyata dari potret perekonomian rakyat. Tantangan perekonomian rakyat ini memang terasa tidak akan pernah habis-habisnya dengan tidak menyebutnya akan terus bertambah di kemudian hari.
Tantangan ekonomi kerakyatan yang diperjuangkan masa orde lama, orde baru hingga masa kini masih saja mengalami penumpukan. Hal ini terjadi karena advokasi atau kekuatan politik yang berpihak kepada ekonomi kerakyatan tidak berbanding lurus dengan tantangannya yang terus berlipat ganda. Kekuatan politik bahkan pegekakan hukum yang berpihak kepada pedagang pasar tidak sebanding dengan masalah yang hadir tanpa kenal henti.
Suara dan aspirasi pedagang pasar terkesan hanya terhenti di atas kertas atau di meja para pemanggku kebijakan. Pedagang pasar saat ini masih saja tergilas oleh pedagang yang mahir bersanding dengan kemajuan prangkat teknologi yang terus berinovasi. Pedagang pasar yang cenderung dilakoni oleh masyarakat biasa dengan modal seadanya dipaksa bersaing dengan para korporasi besar yang juga ikut merambah apa yang digarap oleh pedagang pasar (pasar rakyat). Akhirnya rakyat kecil yang berdagang terus tergilas akibat tarung bebas ini.
Dengan kondisi sedemikianlah sejatinya para pedang pasar mesti kompak bergerak pada satu wadah. Wadah ini adalah Papera yang secara struktur dapat memberikat wujud komitmen dan rekam jejaknya dalam melakukan aksi dan program yang berpihak kepada pedagang pasar, kepada rakyat demi tercapainya kesejahteraan rakyat Indonesia dari sektor perekonomian rakyat di bawah komando Prabowo Subianto.
Jika tidak pedagang pasar yang memperkuat Papera ini siapa lagi? Jika bukan rakyat yang mengobarkan api semangat juang di Papera ini siapa lagi? Untuk itu, melalui Pilpres 2024 yang semakin dekat ini pedagang pasar dan rakyat serta generasi muda tidak boleh berdiam diri dan pasrah begitu saja kepada kenyataan ekonomi hari ini.
Sebab segala sesuatu yang dirubah atau dicapai mesti membutuhkan perjuangan yang tidak mudah. Terlabih memperjuangkan hajat hidup orang banyak seperti apa yang dicita-citakan oleh Papera yang tersimpul pada kalimat “mensejahterakan rakyat berbasis ekonomi kerakyatan”.
Cita-cita mulia Papera ini akan tercapai ketika para pedagang pasar di seluruh Indonesia, di seluruh titik pasar, di seluruh tempat dagangan yang dilakoni rakyat tidak berhenti dalam memperkuat barisan politik kerakyatan bersama Papera. Sebab Papera merupakan wadah satu-satunya yang terus bergelut di bidang pembelaan ekonomi kerakyatan secara fokus, terstruktur dan masif serta merakyat. Selamat bergabung dan bergerak bersama Papera.